Sabtu, 01 Maret 2008

Nonton Gratis & Bincang Film Sepakbola di Makassar, 2 Maret 2008

Sepakbola dan Film adalah dua hal berbeda, keduanya memiliki
peminatnya masing-masing. Namun keduanya bukanlah hal yang saling
bertolak belakang, ada garis singgung yang dapat mempertemukan mereka.
Film dapat berfungsi sebagai media untuk menyajikan dan mengupas
segala fenomena dalam dunia sepakbola.
Kafe Ininnawa, - yang hadir untuk memberi ruang bagi lahirnya dialog
tentang apa saja-, bermaksud menyelenggarakan Nonton dan Bincang Lepas
seputar Film dan Bola. Sekaitan dengan itu, kami sebagai penyelenggara
mengundang Saudara untuk hadir dalam kegiatan tersebut


Nama : Nonton dan Bincang seputar Film dan Bola
Waktu : 02 Maret 2008 Pukul 19.00 wita
Tempat : Kafe Ininnawa Jl. Perintis Kemerdekaan Km 9 No 76
(Depan Showroom Mercedes Benz) Tamalanrea, Makassar
Acara :

a. Pemutaran Film
- The Jak (Andibachtiar Yusuf)
- Jangan Ada Kusta di Antara Kita (M. Aan Mansyur)
- Pagar (Adhietya Armstrong)

b. Bincang Lepas
- Andibachtiar Yusuf (Filmmaker dan Pengamat Bola)
- Ocha Halim (Pendiri dan Perdana Menteri The Maczman)

Gratis


lets working together for better a new world

Mansyur Rahim
Jl. Perintis Kemerdekaan 9 no 76
    (Depan Mercedes Benz PT. Timur Permai)
    Tamalanrea, Makassar 90245
    Telpon: 0411-586.459
    Mobile: 0411-577.3388

Senin, 25 Februari 2008

UNDANGAN DISKUSI PUBLIK & PEMUTARAN FILM

UNDANGAN DISKUSI DAN PEMUTARAN FILM

"Membangun Gerakan Rakyat Non Kooptasi"
(Belajar Dari Gerakan Mahasiswa 98)

Kepada
Yth. Organisasi Mahasiswa dan Pro Demokrasi
Di tempat

Salam Solidaritas!

Gerakan mahasiswa 98 atau lebih dikenal sebagai gerakan reformasi telah memberikan banyak sumbangan bagi kemajuan demokrasi dan gerakan di Indonesia, keberhasilan gerakan reformasi menumbangkan rezim diktaktor Soeharto layak untuk mendapatkan penghargaan dengan segala kekurangannya. Banyak sekali pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh gerakan reformasi: stratak, pembangunan front/aliansi, issu, dsb.

Sekarang setelah 10 tahun reformasi, sudah empat pemerintahan silih berganti tetapi situasi politik, ekonomi,social dan budaya tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan, walaupun ruang demokrasi sudah terbuka tetapi itu saja belum cukup. Situasi ini wajar saja karena kita semua sudah tahu bahwa pemerintahan setelah era Soeharto pada prinsispnya adalah sama yaitu pemerintahan boneka imperialis, pemerintahan yang tidak menjalankan program-program rakyat miskin. Lalu bagaimana dengan pembangunan gerakan setelah reformasi? Kemana aktivis-aktivis reformasi? Mengapa begitu banyak –walaupun tidak semua—aktivis dan tokoh reformasi berlomba-lomba masuk kedalam partai-partai besar,yang politiknya mengabdi pada politik imperialis, partai sarang koruptor?

Apakah ada alternative? Apakah kita bisa membangun kembali politik rakyat tanpa terkooptasi oleh partai besar dan reformis gadungan? Seperti apakah formatnya? Menjelang Mei 2008, kami dari LMND-PRM, Jaringan Nasional Perempuan Mahardhika, FNPBI-Merah ingin mengundang kawan-kawan semua untuk berbagi pikiran sehingga dapat menyumbangkan yang terbaik bagi rakyat Indonesia. Adapun acara diskusinya akan kami adakan pada:

Hari/tanggal : Selasa, 26 Februari 2008
Waktu          : 15.00 – 17.00 WIB
Tempat        : Galeri Publik
Jalan Diponegoro no 9 Menteng
Agenda       : Pemutaran film " Indonesian in Revolt" dan diskusi.
Pembicara  : Gregorius Wardoyo (FNPBI-Merah)
                      Sastro (Aliansi Buruh Menggugat

Demikian undangan dari kami, partisipasi dan kehadiran kawan-kawan akan sangat berarti bagi pembangunan gerakan di Indonesia.


Jakarta, 23 Februari 2008

LMND-PRM, Jaringan Nasional Perempuan Mahardhika, FNPBI-Merah