Sabtu, 27 Oktober 2007

Film yang dirilis minggu ini (26 October 2007)

Beberapa film yang direlease minggu ini di indonesia (sampai dengan tanggal 26 Oct 2007) :

 THE SEEKER: THE DARK IS RISING ( http://www.exodiac.com/movies/detail.php?id=EM001547)
Pemain : Ian McShane, Frances Conroy, Christopher Eccleston, Alexander Ludwig, Jonathan Jackson, Amelia Warner, Gregory Smith, Emma Lockhart, Gary Entin, Edmond Entin, John Benjamin Hickey, Wendy Crewson
Produksi : 20th Century Fox
kategori : Action, Fantasy
Sinopsis : Film ini berkisah tentang Will Stanton, seorang pemuda yang menyadari bahwa ia adalah salah satu anggota kelompok manusia abadi yang terakhir, ditugaskan untuk melawan serangan makhluk jahat. Dengan bertualang menyelusuri waktu, Will menemukan beberapa petunjuk dan menghantarnya kepada kekuatan yang luar biasa.  
 
 LUST, CAUTION (http://www.exodiac.com/movies/detail.php?id=EM001594 )
Pemain : Joan Chen, Tony Leung Chiu-wai, Tang Wei, Leehom Wang
Produksi : Focus Features
kategori : Thriller, Asian
Sinopsis : Diangkat dari cerita pendek tahun 1950 dengan judul yang sama karya penulis China terkenal Eileen Chang. Ketika itu di kota Shanghai, tahun 1942 dimana jaman penjajahan Jepang di masa perang dunia II tinggallah Nyonya Mak, seorang wanita yang penuh karisma menunggu di sebuah cafee... Disanalah kisah perjuangan dimana sekelompok pelajar merencanakan untuk membunuh seorang penguasa yang ternyata berkomplot dengan Jepang. Perjuangan semakin rumit dan tegang ketika mereka menggunakan seorang wanita untuk menjadi umpannya. Akankah usahanya berhasil?
 
 SUSTER N (http://www.exodiac.com/movies/detail.php?id=EM001632 )
Pemain : Atiqah Hasiholan, Wulan Guritno, Ardina Rasti, Bob Seven, Jajang C Noor, HIM Damsjik, Henki Solaiman, Ratna Riantiarno, Ade Irawan, Titi Qadarsih, Lukman Sardi
Produksi : Virgo Putra Film
kategori : Horror, Asian
Sinopsis : Rose ( Dominique Sanda) adalah pemilik panti jompo di Tanah Pasundan, saat pendudukan Belanda masih di Republik ini. Setelah berganti jaman, panti tersebut menjadi telantar, dan oleh penduduk dikenal sebagai Villa Rose yang kemudian diwariskan pada Sarah (Atiqah Hasiholan). Sarah lebih banyak tinggal di Belanda namun setelah menikah dengan Jonathan (Bob Seven), Sarah ingin kembali di Indonesia. Pasangan pengantin baru itu berniat menjadi wiraswasta dengan menghidupkan kembali panti jompo peninggalan sang Nenek, lengkap dengan segala memorabilia jaman Rose dahulu.

Seorang perawat yang cantik, Wulan (Wulan Guritno) yang tinggal tak jauh dari Villa Rose membawa serta para pembantu untuk mengurus villa dan seluruh penghuninya.

Masalah timbul ketika Maya (Ardina Rasti), adik Joe, juga mendadak muncul di Villa Rose. Sarah mulai merasakan keganjilan-keganjilan namun tak seorangpun merasakan hal serupa. Kematian adalah hal yang lumrah di sebuah panti jompo, namun, benarkah demikian yang sebenarnya terjadi? Atau adakah sebuah rahasia kelam dari masa lalu yang menghantui Villa Rose kini? Serta N, inisial nama siapakah itu? Sarah bertekad mengungkap semuanya, karena ia harus berpacu dengan waktu, sebelum semuanya menjadi benar-benar terlambat.  
 
 
Beberapa film yang release di luar negeri minggu ini :
 BEFORE THE DEVIL KNOWS YOU'RE DEAD (http://www.exodiac.com/movies/detail.php?id=EM001640 )
Pemain : Philip Seymour Hoffman, Ethan Hawke, Albert Finney, Marisa Tomei
Produksi : ThinkFilm
kategori : Drama, Thriller
 
 BELLA ( http://www.exodiac.com/movies/detail.php?id=EM001644)
Pemain : Tammy Blanchard, Manuel Perez, Angelica Aragon, Jaime Terelli, Ali Landry
Produksi : Roadside Attractions
kategori : Drama
 
DAN IN REAL LIFE ( http://www.exodiac.com/movies/detail.php?id=EM001639)
Pemain : Steve Carell, Juliette Binoche, Dane Cook, Norbert Leo Butz, John Mahoney, Dianne Wiest, Alison Pill, Brittany Robertson, Marlene Lawston, Emily Blunt
Produksi : Touchstone
kategori : Comedy, Romance
 
HOW TO COOK YOUR LIFE ( http://www.exodiac.com/movies/detail.php?id=EM001646)
Pemain : -
Produksi : Roadside Attractions
kategori : Documentary
 
JIMMY CARTER MAN FROM PLAINS ( http://www.exodiac.com/movies/detail.php?id=EM001645 )
Pemain : Jimmy Carter
Produksi : Sony Classics
kategori : Documentary
 
MR. UNTOUCHABLE ( http://www.exodiac.com/movies/detail.php?id=EM001641 )
Pemain : -
Produksi : Magnolia Pictures
kategori : Documentary
 
MUSIC WITHIN ( http://www.exodiac.com/movies/detail.php?id=EM001643 )
Pemain : Ron Livingston, Melissa George, Michael Sheen, Rebecca De Mornay, Hector Elizondo, Leslie Nielsen
Produksi : MGM Studios
kategori : Drama
 
RAILS & TIES ( http://www.exodiac.com/movies/detail.php?id=EM001642)
Pemain : Kevin Bacon, Marcia Gay Harden
Produksi : Warner Bros
kategori : Drama
 
SAW IV ( http://www.exodiac.com/movies/detail.php?id=EM001555)
Pemain : Tobin Bell, Lyriq Bent, Costas Mandylor, Scott Patterson, Angus Macfadyen, Justin Louis, Sarain Boylan
Produksi : Lions Gate Films
kategori : Horror, Mystery, Thriller
 
Film Review (spoiler warning) minggu ini :
PREMONITION oleh Joze (http://www.exodiac.com/movies/reviewdetail.php?id=EMR0000375 )
THE LAST LEGION oleh Nurida Malinda ( http://www.exodiac.com/movies/reviewdetail.php?id=EMR0000374)
THE SEEKER: THE DARK IS RISING oleh Denny( http://www.exodiac.com/movies/reviewdetail.php?id=EMR0000369 )
KUNTILANAK 2 oleh Haris (http://www.exodiac.com/movies/reviewdetail.php?id=EMR0000371 )
GET MARRIED oleh Haris ( http://www.exodiac.com/movies/reviewdetail.php?id=EMR0000372)
LICENSE TO WED oleh Joze ( http://www.exodiac.com/movies/reviewdetail.php?id=EMR0000373 )
POCONG 3 oleh Haris (http://www.exodiac.com/movies/reviewdetail.php?id=EMR0000370 )
 
Exodiac.com

membaca film-film September 1965

Dengan menggunakan metode pembacaan tekstual,
peserta Mari Menonton membagi pengalaman mereka
dalam menonton
*Mass Grave *(dokumenter,tahun 2001),
*Jejak Darah* (fiksi pendek,tahun 2004),
*Gie* (fiksi panjang, 2004) dan tentu saja
*Pengkhianatan G 30 S/PKI* (fiksi panjang,tahun 1982).

Sebuah usaha untuk menemukan bagaimana
sejarah kelam tahun 1965 dituliskan kembali dari generasi
ke generasi dalam auranya yang gamang.
selengkapnya di film alternatif.org--

Kinoki-bukan bioskop bukan coffeeshop-
adalah ruang interaksi dengan audio-visual sebagai media utamanya.
Berupaya untuk menyediakan materi film & video di luar arus utama juga
berkonsentrasi pada jejaring dan kerja sama dengan berbagai pihak sambil
berpegang pada kata kunci: publik dan gratis!

kinokijogja.blogspot.com
Jl.Suroto no.20 Kotabaru Jogjakarta
kontak:
+62 274 - 7029085



Kamis, 25 Oktober 2007

Award-winning Films@Europe on Screen

EUROPE ON SCREEN adalah satu-satunya festival di

Indonesia yang memutar film-film Eropa terpilih.
Film-film yang dipilih merupakan film-film yang baru
pertama kalinya diputar di Indonesia dan tidak akan
ada di pasar bajakan.

Untuk festival tahun ini, EUROPE ON SCREEN akan
memutar 26 film panjang fiksi, 3 film documenter, 1
film animasi dan 5 film pendek Eropa. Sementara,
Indonesia akan memberikan kontribusi 18 film pendek
karya pembuat-pembuat film muda.

Ada pun highlight festival tahun ini antara lain:

25 Degrés en Hiver (25 Degrees in Winter)/Belgia
(sutradara: Stéphane Vuillet)—drama keluarga tentang
kaum imigran, reuni, cinta, dan anti-Amerika.
2004 won Reader Jury of the "Berliner Morgenpost" and
nominated Golden Berlin Bear at Berlin Film Festival
2004 nominated Golden Biznaga at Malaga Spanish Film
Festival
2005 won audience award at Würzburg International
Filmweekend

Tyttö sinä olet tähti (Beauty and the
Bastard)/Finlandia (sutradara: Dome Karukoski) –kisah
Romeo dan Juliet modern dengan iringan musik-musik R n
B yang sedang nge-trend.
Film Tyttö sinä olet tähti (Beauty and the Bastard)
2006 best debut at Amanda Awards, Norway.
2006 Jussi Awards at Jussi Award, Finland

Kalteva Torni (The Leaning Tower)/Finlandia
(sutradara: Timo Koivusalo) –drama keluarga tentang
pencarian jati diri dan masa lalu yang telah lama
hilang.

L'île de Black Mor (Black Mor's Island)/Perancis
(sutradara: Jean-François Laguionie) -satu-satunya
film animasi di festival ini. Film yang membuktikan
bahwa animasi Perancis mulai mencuri perhatian dunia.
2004 won Adult's Jury Award - Certificate of Merit at
Chicago International Children's Film Festival
2004 nominated Starboy Award at Oulu International
Children's Film Festival.

En Garde/Jerman (sutradara: Ayşe Polat) –sebuah film
menyentuh tentang pengungsi Kurdi yang mencoba mencari
suaka di Jerman. Ayşe Polat akan hadir di Indonesia
mempresentasikan karyanya.
2005 won Critics Award German Critics Association
Award
2004 won Otto-Sprenger New Talent Award at Hamburg
Film Festival

A Porcelánbaba (The Porcelain Doll)/Hungaria
(sutradara: Péter Gárdos) –sebuah film eksperimental
unik tentang orang asing.
História trágica com final feliz (Tragic Story with
Happy Ending)/Portugal (sutradara: Regina Pessoa) –
animasi tentang hidup seorang gadis yang kesepian.
Dibuat dengan teknik yang luar biasa, film ini telah
meraih banyak penghargaan internasional.
Extranjeras (Foreign Women)/Spanyol (sutradara: Helena
Taberna) –dokumenter dari seorang perempuan tentang
perempuan.
Zozo/Swedia (sutradara: Josef Fares) –sebuah kisah
yang berlatarbelakang perang di Timur Tengah. Dengan
sinematografi luar biasa, film ini mengungkapkan
kegetiran seorang pengungsi Arab di sebuah negeri
asing.
Life and Lyrics/Inggris (sutradara: Richard Laxton) –
kehidupan scene musik di Inggris. Film ini menampilkan
kehidupan dan cinta para DJ.

Il Caimano/Italia (Nanni Moretti) – nominasi Festival
Film Cannes ini menggunakan kehidupan seorang
sutradara film kelas dua untuk menggambarkan politik
kontemporer Italia.

Untuk informasi lebih lengkap,
http://www.uni-eropa.org/film

Berliner Fenster und interfilm Berlin:Going Underground 7

Berliner Fenster und interfilm Berlin present:

Going Underground 07
7th International Subway Film Festival Berlin
30. January - 05. February 2008

From January, 30th to February, 5th 2008 Berliner Fenster in co-operation with interfilm Berlin will run the seventh International Short Film Festival for 'Ultra Shorts' in Berlin's underground trains. On over 4,000 monitors in Berlin subways, 1.6 million passengers turn into an underground movie audience for one week, and can vote for their favorite of the 14 films.

The three winning film makers will be rewarded with prizes of

1. Prize 3,000 EUR
2. Prize 2,000 EUR
3. Prize 1,000 EUR
Application & Information:
Application Deadline is the 15th of December 2007
Entries for the competition may be no longer than 90 sec., they may be silent and free of extreme violent or obscene content.

For more information and the application form please visit www.interfilm.de or www.goingunderground.de


Watch "Beat Makers" on Caachi



Watch "Beat Makers" at Caachi




"Beat Makers" is available for download in DVD resolution for $7.99.

http://caachi.com/Members/nelsonmadison/beat_makers/landing


About the Film

"BeatMakers", documents the never ending hustle of up-and-coming as well as seasoned producers.

The film follows a plethora of track masters in various stages of their careers including newcomer Justin "J Dot" Moyd, a 23 year-old college student who nears graduation, as he assembles his production center, works with aspiring recording artists and puts together his first professional demo package.

We also see a group of savvy producers, called "Battery Five", combine their collective efforts, and discuss their trials and tribulations. We witness their relentless pursuit to create a "movement" and be recognized in such a tumultuous business.

The film provides a behind-the-scenes forum for composers to get a lot off their chests and discuss their unbridled passion for making music, all with a steadfast belief that the "next" track will be the one to take them to the 'next' level!

About Caachi

On Caachi, the best independent filmmakers share their films with you. Filmmakers sell their films directly to you via Internet downloading; some Caachi films are even free to download. After you download a film, you can play it on your computer, DivX/Xvid compatible-DVD player, or video iPod and iPhone.

Filmmakers

To learn how to sell or freely distribute your films on Caachi, go here. Please contact us at films@caachi.com if you have any questions.


http://caachi.com

Alex Komang : Long Road to PARFI ...?!

Senioritas itu hanya ada di militer. Di film, tidak ada istilah senior
atau junior. Yang ada hanya seniman tua atau seniman muda. Itu saja...

Sosoknya sudah tidak asing lagi di kancah perfilman. Begitu juga
dengan kontribusi pemikiran dan karya-karyanya terhadap perkembangan
lahirnya sineas-sineas muda di Indonesia, harus diacungi jempol.
Tapi..., kenapa seorang Bapak yang suka berpenampilan apa adanya, dan
kadang terbiasa berbicara blak-blakan di depan media itu ahir-ahir ini
terlihat gelisah? Ada apa dengan Alex Komang? Simak penuturannya
kepada Reporter Indosinema di sela-sela take shot program "Dunia
Sinema Kirana" Astro TV, di Gedung Citra Graha, Jakarta.

Kayaknya sudah satu tahun jadi Pengurus Parfi. Bagaimana menurut kaca
mata Mas mengenai Parfi?

Parfi baik-baik saja. Mungkin hanya perlu lebih fokus. Seperti apapun
pengembangan sebuah organisasi, pasti ada yang mulus atau tidak. Ada
pasang surutnya. Dan saya rasa, hal itu sudah biasa.

Maksudnya lebih fokus?

Membesarkan organisasi bukan mutlak hanya pada bentuk organisasi itu
sendiri. Tapi cenderung berguna untuk semua anggotanya. Dan yang lebih
penting, bermanfaat kepada masyarakat.

Ketika kampanye tahun lalu, Jenni Rachman mengumbar janji kalau
terpilih menjadi ketua, dia akan menjadikan Parfi tidak lagi sebagai
organisasi yang sudah ditinggalkan oleh para sineas-sineas muda.

Jadi begini. Soal statement Mbak Jenny, langsung tanya saja ke dia.
(tertawa)

Mas sebagai timnya di Parfi?

Bagi saya, kenapa harus ada dikotomi tua dan muda. Di film, tidak ada
istilah senior atau junior. Yang ada hanya seniman tua atau seniman
muda. Senioritas itu hanya ada di militer saja.

Parfi lebih banyak bergerak di bidang amal. Apakah ini sebagai bukti
tidak fokusnya Parfi terhadap dunia perfilman?

Saya rasa, siapapun bisa melakukan hal ini. Tidak harus Parfi ataupun
organisasi yang lain. (diam. mengingat-ingat sesuatu) Selain bergerak
di bidang amal, kebetulan saya dan teman-teman juga pernah langsung
ikut terlibat dan melakukan pelantikan anggota baru ke daerah-daerah.
Di samping mengadakan pelatihan akting, organisasi, dan beberapa
perlombaan.

Bagaimana rasanya ketika dulu menjadi anggota Parfi, tapi sekarang
menjadi Pengurus Parfi?

Jangan ikut di Parfi jika tidak ada gunanya. (berbicara yakin. tegas)
Tapi ikutlah di organisasi ini karena ada manfaatnya. Dulu ikut Parfi
bukan kemauan saya. Karena dulu ada semacam regulasi bahwa semua
pemain film harus bergabung di parfi. Mungkin kepentingannya tidak
ada. (diam) Pemaksaan....

Sekarang jadi Pengurus bukan pemaksaan?

Jujur secara positioning, saya mau. Dan kebetulan saya punya waktu
untuk itu. (diam. seperti ragu mau berbicara) Mungkin jika suatu saat
saya repot, secara legowo saya harus menyerahkan jabatan ini ke orang
lain. (tersenyum ringan)

Secara subyektif. Kekurangan Parfi sebagai organisasi?

Pasti ada kekurangan. Kekurangan keluarga, lebih baik diomongin
sendiri di dapur. (tertawa. diselingi bercanda) ngomong-ngomong dapur,
kamu puasa nggak?

Dengar-dengar dari sumber terpercaya, katanya Mas Alex mau
mengundurkan diri?

Dalam sebuah perjalanan, yang dikawatirkan orang adalah waktu untuk
berbakti. Untuk mengabdi. Orang itu kadang nafsunya besar, tapi
tenaganya kurang. Karena keterbatasan ini, saya berfikir untuk
menyerahkan jabatan ini kepada teman-teman yang lebih punya banyak
waktu untuk ke situ (baca : Parfi).

Kira-kira tanggal mengundurkan diri kapan?

Saya sudah mengajukan, (diam. tersenyum. seperti sengaja membuat
penasaran) tapi belum dijawab sampai sekarang. (tersenyum lagi)

Oke deh. Semoga urusannya cepat selesai ya, Mas. Terima kasih sudah
meluangkan waktunya.

Oke sama-sama. Terima kasih juga.

Sumber : ( http://www.indosinema.com/interview/common/102)

selamat berjuang, opera jawa dan denias

Selamat untuk Mas Garin dan kru Opera Jawa, serta Om John de Rantau
dan Kru Denias.

Berikut 2 tulisan terbaru di www.rumahfilm.org

Resensi

3 Weeks, and 2 Days:
Thriller Tenang Otilia

oleh Asmayani Kusrini

Film yang sangat realistis merekam aborsi ilegal pada era komunis di
Rumania. Membuat pingsan penonton pada Gala Premier-nya di
Brussels.Film karya Christian Mungiu ini memenangi Palem Emas
Festival Film Cannes 2007. Bahkan presiden Rumania saat ini, Traian
Basescu, pun terkejut.

Kabar Terkini
Opera Jawa dan Denias, Nominasi Asia Pasifik Screen Awards

Opera Jawa (Garin Nugroho) dan Denias Senandung di atas Awan (John
de Rantau) masuk dalam daftar nominasi ajang Asia Pacific Screen
Awards 2007. Opera Jawa akan bersaing dengan Caramel (Libanon),
Night Bus/Autobus-e Shab (Iran), Secret Sunshine/Miryang (Korea) dan
Takva: A Man's Fear of God (Turki) untuk meraih gelar film terbaik.

Sedangkan Denias akan memperebutkan Film Anak Terbaik, dan bertarung
melawan The Bicycle/Gulong (Philiphina), Locksmith/Ghofl-Saz (Iran),
Mother Nanny/Inang Yaya (Philiphina), dan Mukhsin (Malaysia).


lebih lanjut, klik www.rumahfilm.org

Ingin Bekerja di film

Saya ingin kerja di media televisi, surat kabar, atau production house sebagai desain iklan, desain animasi, atau sebagai editor dan reporter berita , yang berdomisili Surabaya atau Jakarta.

Atas Perhatiannya terima kasih.

Munsyarif.

031-7491086 
Hp. 0817590084
Mun syareef <pro_logic76@yahoo.com>



Open Casting for FTV

OPEN CASTING for FTV
  1. Pria – wanita usia 17 – 25 thn
  2. Tinggi min 165 cm dengan berat badan seimbang
  3. Penampilan menarik
  4. Diutamakan bagi mereka yang pernah terlibat dalam sinetron/FTV/film
Kasting pada 15 – 17 Oktober 2007 pukul 10.00 – 16.00 WIB
di Jl Raya Kembangan No. 45 Jakarta Barat

Cp : Black 021-93360095

Kala: Dead Time

This is an international version of Kala's poster. Better than the original version thought!

The Chanting aka Kuntinalak

This is the international version of 'Kuntilanak'. Entitled 'The Chanting', there's no significant difference with the original poster.

Christian Sugiono, Ringgo Agus Rahman, Temmy Rahadi dan Mario Irwinsyah Menyapa Penggemar Di Pontianak !

9 MANAGEMENT
Siapkan Roadshow Ke 12 Kota

Sejak berdiri sejak 1 April 2005, 9 Management telah menjadi salah satu manajemen artis yang disegani. Tak kurang dari 27 artis bergabung di bawah manajemen yang dipimpin Romy ini. Menyambut 4 tahun keberadaan 9 Management di jagat hiburan tanah air diadakan roadshow ke 12 kota se-Indonesia. Ichwan Persada, publicist dari 9 Management mengungkapkan bahwa roadshow ini bertujuan mendekatkan penggemar dengan para artis yang tergabung didalamnya. Roadshow telah dimulai pada 21 Oktober dengan bertempat di Depok Town Square yang menghadirkan hingga 10 artis sekaligus. Christian Sugiono, Ringgo Agus Rahman, Rizky Hanggono, Dennis Adhiswara, Ramon Y Tungka hingga Tyas Mirasih berbaur bersama ratusan pengunjung yang tumpah di mal yang berada di kawasan Margonda Raya itu. Jumpa artis yang dipandu duo kocak Panda dan Vecky ini sangat meriah dan berjalan tertib dengan kawalan puluhan petugas keamanan.

Menurut Ichwan, sejumlah kota yang akan disinggahi diantaranya Pontianak, Makassar, Palembang, Surabaya, Malang, Padang hingga Menado. "Tanggal 24 November mendatang, kami akan menyapa penggemar yang berada di kota Pontianak. Disana akan hadir Christian Sugiono, Ringgo Agus Rahman, Temmy Rahadi dan Mario Irwinsyah, " jelasnya. Setelah Pontianak, roadshow akan berlanjut di Makassar pada bulan Desember.

BENTARA BUDAYA JKT PUTAR FILM DOCUMENTER

BBJ PUTAR FILM DOKUMENTER

Film dokumenter punya kekuatan sendiri disbanding film cerita/fiksi.
Bulan ini BBJ akan memutar sembilan film dokumenter dengan aneka tema,
mulai dari tema politik, masalah kehidupan anak-anak yang berada dalam
situasi sulit, perjuangan atlit, pemogokan buruh, dan pemanasan global.

Untuk tema politik, akan diputar film Commandante karya sutradara
terkemuka Oliver Stone yang mewawancara pemimpin Kuba, Fidel Castro,
tentang kehidupan pribadinya hingga hubungannya dengan Che Guevara.
Dirangkai dengan film pendek Che – The Last Hours. Film In the Year of
the Pig karya Emile de Antonio tentang Perang Vietnam, memperoleh
nominasi Oscar tahun 1968.

Film Born Into Brothels yang memenangkan Oscar untuk film dokumenter
terbaik tahun 2005 memotret kehidupan anak-anak pekerja seks di Calcutta.
Sedang film Promises menampilkan sosok dan interaksi tujuh anak Palestina
dan Israel di Tepi Barat. Film ini dinominasikan untuk Oscar tahun 2002.

Film On the Ropes merekam perjuangan tiga petinju muda dan pelatih
mereka, dinominasikan untuk Oscar tahun 2000, sedang Hoop Dreams
mendokumentasikan kegigihan dua remaja Chicago untuk meraih mimpi mereka
menjadi bintang basket.

Film Harlan County USA mengangkat kehidupan dan pemogokan yang
berlangsung selama 13 bulan para pekerja tambang batubara dan istri-istri
mereka di sebuah kota kecil di Kentucky. Film karya Barbara Kopple ini
memenangkan Oscar tahun 1976. Sedang film dokumenter An Inconvenient
Truth yang memenangkan Oscar tahun 2006 dibuat oleh sutradara Davis
Guggenheim mengikuti kampanye tak kenal lelah mantan Wakil Presiden
Amerika Al Gore tentang ancaman pemanasan global yang kini sudah mulai
dirasakan akibatnya oleh dunia.

Senin, 22 Oktober 2007

16.00 : Commandante
19.00 : In the Year of the Pig

Selasa, 23 Oktober 2007
16.00 : Born Into Brothels

18.00:Death in Gaza
19.00 : Promises

Rabu, 24 Oktober 2007
16.00 : On the Ropes
19.00 : Hoop Dreams

Kamis, 25 Oktober 2007
16.00 : Harlan County USA
19.00 : An Inconvenient Truth

DEATH IN GAZA

Berkisah tentang kesemrawutan di kota Gaza dimana anak-anak sudah
terbiasa dengan suasana kekerasan dan perang, bahkan begitu akrab dengan
kematian. Setiap anak dididik untuk mau menjadi martir. Bersetting di
Kota Nablus(di kota ini hamper 80 persen bom bunuh diri
dilakukan).Pembuat film, James Miller mengikuti seorang reporter, Saira
Shah yang berusaha meliput tentang kekerasan yg terjadi. Di Gaza mereka
bertemu 3 anak-anak Palestina-bocah laki-laki umur 12 thaun dan gadis 16
tahun yang sudah kehilangan 8 anggota keluarganya yang terbunuh oleh
Israel..Mereka terjebak tumbuh dalam lingkungan perseteruan antara
Palestina dan Israel. Film ini berakhir bulan Mei 2003, berakhir dengan
kematian James Miller yang menjadi korban penembakan tentara Israel saat
sedang melakukan peliputan dan sudah mencoba menjelaskan posisi serta
identitas mereka. James-pun tak sempat membuat film tentang anak-anak
Israel. Memenangkan award sbg best editing dan Current Affair,
Outstanding Cinematography for Nonfiction Programming (Single or
Multi-Camera) tahun 2005.Sutradara: James Miller.Durasi:80 menit.

PROMISES

Berkisah tentang 7 anak2 Israel dan Palestina yang ditemukan oleh pembuat
film di sekitar Jerusalem, dari kamp pengungsi Palestina sampai pemukiman
Israel di tepi barat. Walaupun mereka hidup hanya terpisah jarak 15
menit, mereka benar-benar hidup di dunia yang berbeda. Terpisah secara
fisik, sejarah dan emosi. PROMISES mengekspoitasi alam dan lingkungan dan
menceritakan kisah beberapa anak yang diinterview tentang perasaan mereka
mengenai kepemilikan tanah yang diperdebatkan, masing-masing tetap
bersikukuh bahwa bahkan Jerusalem-pun milik mereka.. Setelah melalui
beberapa interview dua pihak anak2 yang berseteru itu, si pembuat film
mencoba mempertemukan mereka untuk saling bertemu. Film documenter ini
memberikan secercah humor dan pencerahan akan konflik yang terjadi antara
Palestina dan Israel. Biar bagaimana, mereka tetap adalah anak-anak yang
senang bersahabat, walau dengan musuh sekalipun.Film ini memenangkan Emmy
Award karena mencoba memindahkan politik dari konflik, tetapi mencoba
mengisahkan tentang kehidupan nyata manusia. Memenangkan banyak award
diantaranya sbg Best Documentary dan Feature tahun 2001 & 2002.Sutradara:
Carlos Bolado &cB.Z. Goldberg. Durasi:106 menit.

ON THE ROPES

Ini kisah nyata tentang inspirasi kehidupan seorang petinju dan
pelatihnya, Harry Keith, sparing partner Mohammad Ali. Memasuki dunia
pertinjuan yang juga mengangkat nama Riddick Bowe, Mike Breland dan para
juara lainnya. Diperkenalkan juga generasi muda yang dilatih di Bed Stuy
Boxing Center dan berharap bakal mengikuti jejak pendahulu mereka dalam
meraih kejayaan. Nanette Burstein, si pembuat film dan Brett Morgen
menghabiskan waktu selama setahun bersama para petinju : Goerges Walton,
Noel Santiago, Tyrene Manson dan pelatih mereka, Harry. Sampai akhirnya
malah terjadi saat2 crucial bagi semuanya saat menghadapi Golden Gloves
Tournament. Memenangkan penghargaan Best Documentary, Features,
Outstanding Directorial Achievement in Documentary tahun 1999 &
2000.Sutradara: Nanette Burstein & Brett Morgen. Durasi:94 menit.

IN THE YEAR OF PIG

Film ini berisi hasil olahan Emile de Antonio, beberapa interview dengan
para Jurnalis, Politisi, orang-orang penting militer dalam hal persoalan
perang Vietnam yang berusaha dijustify oleh pemerintahan Amerika,
beberapa sikap mental dan kejahatan-kejahatan terhadap Indochina, di
bawah pemerintahan Eisenhower, JFK dan LBJ .Ada juga interview dengan
seorang deserter yang menganggap seharusnya perang Vietnam itu tidak
perlu terjadi dan Amerika tidak perlu terlibat. Film ini mendapat
penghargaan Oscar sebagai Best Documentary tahun 1970.Sutradara: Emile de
Antonio. Durasi: 103 menit.

COMANDANTE

Berisi interview Oliver Stone dengan orang nomor 1 Cuba, Fidel Castro.
Mulai dari pandangan-pandangan Fidel terhadap beberapa kebijaksanaan yang
diterapkannya, prinsip-prinsipnya dan beberapa tindakan terhadap para
pemberontak, ke'tidaksukaan'nya terhadap Amerika, Kediktatorannya dan
bahkan tentang wanita-wanita yang dicintainya.Diajukan dengan lugas Oleh
Oliver dengan berani tetapi tetap santai. Sutradara: Oliver Stone.
Durasi:99 menit.

HOOP DREAMS

Selama 5 tahun, pembuat film indie, Steve James, Frederick Marx dan Peter
Gilbert mengikuti jalan hidup, chronicle remaja bercita-cita menjadi
bintang basketball dimulai saat dia menginjak bangku SMA sampai saat
mereka dewasa. Adalah Arthur Agee dan William Gates, yang mengalamai
kesuksesan dan juga kejatuhan dalam 4 musim pertandingan. Berisi juga
perkembangan kepribadian mereka,rasa frustasi dan juga tragedy.
Memenangkan penghargaan Best Documentary & Best Picture serta Outstanding
Directorial Achievement in Documentary/Actuality tahun 1995.Sutradara:
Steve James. Durasi:170 menit.

AN INCONVENIENT TRUTH

Berisi penjelasan hasil penelitian Tim Al Gore berdasarkan pengalaman
pribadi, tentang Issue Global Warming yang sangat jelas terlihat di
Antartika. Dengan gaya simpatik, jenaka dan juga lugas Mr.Al Gore
menjelaskan tentang proses dan bahaya Global warming yang membuatnya
berkomit sepanjang hidup untuk mencoba mencegah itu terjadi.Memenangkan
banyak penghargaan salah satunya Best Documentary tahun 2007. Sutradara;
Davis Guggenheim. Durasi: 100 menit.

HARLAN COUNTY USA

Film tentang para penambang yang bentrok dengan perusahaan pertambangan
di Harlan County, Kentucky, Eastovers,bulan Juni 1973.Eastover menolak
menandatangani kontrak saat para penambang bergabung dalam Ikatan Para
Pekerja Pertambangan Amerika- United Mine Workers of America (UMWA), yang
mengakibatkan kerusuhan selama sekitar setahun, diwarnai kekerasan.
Barbara Kopple, sutradara berusaha menaruh kerusuhan ini dalam pandangan
persfektif dengan mencoba memberi kita latar belakang sejarah para
penambang dan juga sejarah UMWA.Memenangkan Oscar sebagai best
Documentary dan Feature tahun 1977. Sutradara: Barabara Kopple.Durai: 103
menit.

BORN INTO BROTHELS

Film ini adalah tribute resiliansi masa kanak2 dan restorasi kekuatatan
seni. Ini adalah potret beberapa anak yang tak akan terlupakan yang
berusaha meninggalkan 'red distict' Calcuta dimana ibu mereka bekerka
sebagai wanita penghibur. Zana Briski, fotografer New York hidup di
wilayah prostitusi dan mendokumentasikan kehidupan disana. Kemudian dia
memutuskan untuk mengajarkan anak-anak itu fotografi karena mereka begitu
antusias dengan kamera. Zana dan sang sutradar menagkah keindahan yang
ditemukan dalam diri anak-anak yang nyaris tanpa harapan dan bagaimana
seni dan pendidikan mampu membangkitkan kekuatan anak-anak tersebut.
Memenagkan penghargaan diantaranya Best Documentary dan Feature 2004 &
2005.Sutradara: Zana Briski &Ross Kauffman.Durasi:85 menit.

FREE of CHARGE!!! Menarik!,menyentuh dan menegangkan! Sayang kalau
dilewatkan. Kami tunggu kedatangan Anda

Salam,

Ika W

Bentara Budaya Jakarta
Jl.Palmerah Selatan 17 Jakarta 10270
(021)5483008, ext.7910-13
www.bentarabudaya.com
bbj@bentarabudaya.com

Film Invite "When KIRAN met KAREN" - OCT 28

The SKY is gonna be lonely, all the STARS are gonna be here ~
 
 
 
If YOU are a poet, dancer, performer, actor, actress, model, director, writer, composer, singer, producer, distributor, fashion designer, makeup artist, script supervisor, editor, line producer, painter, web designer, journalist, organizer, DJ, RJ, etc etc etc
 
Email me - Name, Profession, Contact info!
 
Regards' JAI MATA DI - Manan Singh KATOHORA
 
 
"Nothing in the world will take the place of persistence.  Talent will not; nothing is more common than the unsuccessful person with talent.  Genius will not;  unrewarded genius is almost a proverb.  Education will not; the world is full of educated derelicts. Persistence and determination alone are omnipotent." - Calvin Coolidge
 
~ JAI MATA DI

KUNTILANAK 2: My Review

From: Haris <shookysonic>
Date: 23 Oct 2007 18:13

Dibuka dengan sekelompok anak kecil, tiga orang tepatnya, bermain petak umpet di sebuah rumah besar yang kosong, yang jika sudah pernah menyaksikan 'Kuntilanak' (2006) pastilah tahu jika rumah tersebut merupakan setting utama dalam film tersebut. Adegan pembuka tersebut terasa sangat mendebarkan dan seakan ingin mengindikasikan jika film ini bukanlah untuk anak-anak. Hal ini dibuktikan saat cerita dalam 'Kuntilanak 2' dipoles oleh Ve Handojo sebagai penulis cerita dengan lebih twisted dalam eksplorasi narasinya.

Dikisahkan Samantha (Julie Estelle), pindah tempat kost yang baru, dimana sanak perempuan pemilik kost dapat melihat hal-hal ghaib. Sedangkan Agung (Evan Sanders) mengalami trauma berat akibat pernah diculik oleh Kuntilanak, namun disisi lain ia sangat mengkhuatirkan nasib Samantha. Ditempat lain, sekte sesat Mangkujiwo, pimpinan Madeng (Piet Pagau), tengah mehgalami krisis, karena anggota mereka yang bisa men-dhurmo memanggil kuntilanak, Sri Sukma (Alice Iskak) telah tewas ditangan Samantha. Akhirnya mereka memutuskan untuk menjadikan Samantha sebagai anggota baru mereka agar eksistensi kelompok mereka tetap bisa berlangsung. Selanjutnya, film berkisah tentang lika-liku antara karakter-karakter tersebut, dan sang Kuntilanak yang sesekali muncul menunjukkan rupanya!

Dibandingkan dengan film sebelumnya, maka di sekuel Kuntilanak ini, Rizal Mantovani sebagai sutradara, tampak lebih matang dalam menggarapnya. Didukung oleh cerita yang lebih kompleks tadi, maka 'Kuntilanak 2' bisa dikatakan lebih baik. Penampakan Kuntilanaknya juga terlihat menyeramkan dengan sedikit perombakan dalam, bentuk fisik. Secara teknis, Rizal juga terlihat lebih matang, sehingga film terlibat 'cantik' dengan cerita yang lebih menarik.

Hanya saja kemudian ada beberapa hal yang mengganggu. Rizal Mantovani mungkin saja ahli dalam merangkai visual yang menarik, namun dari segi penyampaian cerita, tampaknya ia masih harus belajar lagi. Cerita rasanya berjalan monoton dan sedikit menjemukan, karena terlalu menekankan pada sekte Mangkujiwo, sedangkan sisi lain dari cerita kurang tergali karena ditampilkan seadanya.

Plot-twistnya terasa kurang greget dan Kuntilanaknya malah terasa sebagai karakter tempelan. Mungkin saja, sebagai bagian tengah dari sebuah trilogi yang disiapkan oleh Rizal dan Ve Handojo, 'Kuntilanak 2' lebih menekankan pada eksplorasi karakter, namun bukankah sebaiknya progresi cerita berjalan dengan lebih proporsional dengan kekuatan film itu sendiri, dimana untuk kasus ini adalah sang Kuntilanak!

Julie Estelle sendiri aktingnya memang lebih baik dari prekuelnya, namun kok terasa kurang berkembang. Berbeda dengan akting gemilangnya di 'Selamanya' (2007). Evan Sanders, walau memang tampil lebih baik, akan tetapi tetap harus belajar keras untuk berakting-yang-baik-dan-benar. Justru penampilan bintang senior Bella Esperance, sebagai salah satu anggota sekte, tampil memukau sebagai orang sakit jiwa! Entah kenapa Bella akhir-akhir ini malah tampil dalam banyak film horror setelah 'Bangku Kosong' (2006) dan 'Lantai 13' (2007). Ohya, ada penampilan khusus dari aktris lawas yang mengejutkan di akhir cerita. Jelas, merupakan jembatan untuk sekuel berikutnya.

Jadi, bagi yang sudah menonton dan menyukai 'Kuntilanak', jelas film ini wajib tonton. Bagi yang belum atau bukan penggemar film yang pertama, mungkin dilewatkan saja.

======================================
This is a dungeon of delightful:
======================================

POCONG 3: My Review

From: Haris <shookysonic>
Date: 23 Oct 2007 18:14

Walaupun 'Pocong' (2006) karya Rudi Sudjarwo tidak mendapat izin untuk diedarkan secara luas, namun tidak menghalangi sekuel-instannya, 'Pocong 2' (2006) untuk merajai box-office saat peredarannya. Kini, tidak sampai setahun kemudian, telah muncul 'Pocong 3'. Kali ini Rudi Sudjarwo tidak langsung turun tangan, melainkan menyerahkan kepada Monty Tiwa yang sebelumnya menulis skenario untuk dua film pertamanya. Film ini sendiri merupakan kali kedua Monty jadi pengarah film setelah 'Maaf, Saya Menghamili Istri Anda' (2007).

'Pocong 3' nyaris tidak mempunyai hubungan dengan dua film sebelumnya terkecuali sekelumit benang merah tentang legenda Pocong tersebut. Putri (Francine Roosenda) adalah seorang DJ di klub Vendetta pimpinan Michelle (Elmayana Sabrenia) yang galak. Suatu hari ia menerima kabar jika ayahnya yang telah lama meninggalkan dirinya telah tiada. Walau kaget, namun Putri tidak dapat menyembunyikan rasa kecewa terhadap sang ayah. Sepeninggal ayahnya, Putri malah sering diperlihatkan sosok Pocong. Lantas ia menemui Laksmi (Rina Hassim), adik ayahnya, yang dianggap dapat menjelaskan apa yang terjadi pada dirinya. Sementara itu, ternyata ada sosok lain, selain Pocong, yang juga menghantui Putri.

Jujur saja, setelah menyaksikan film ini, saya malah jadi berharap jika sebaiknya Rudi saja yang turun tangan langsung, karena terbukti, Monty ternyata kurang lihai mewujudkan isi skenarionya sendiri. Konyol adalah kata yang melintas dibenak saya setelah keluar dari gedung bioskop. Entah mengapa, film ini malah terlihat seperti film komedi bagi saya, karena Monty rasanya kali ini terlalu banyak bermain-main dalam ranah komedi dalam balutan cerita yang semestinya horor ini. Entahlah, mungkin ia masih terbawa-bawa oleh atmosfir 'Maaf, Saya Menghamili Istri Anda' saat mengerjakan skrip film ini atau malah memang dikerjakan secara back-to-back dengan film tersebut!

Monty terlalu menekankan pada banyak pola basi dari genre ini daripada membangun atmosfir pada cerita. Apalagi ia terasa kurang intens dalam membangun keseraman cerita. Belum lagi dengan banyaknya 'kelucuan-kelucuan' yang mungkin dianggap Monty keren (hantu perempuan yang minta rokok sambil mengelaborasi konsep gentayangan!) dan film yang diakhiri dengan ending yang anti-klimaks, semakin menambah rasa konyol tadi. Belum lagi penampilan sosok Pocong dan hantu bernama "Merah"( sic) yang terlalu jenerik jika tidak mau dikatakan amatiran.

Secara teknis, bujet yang kurang memadai terasa sekali membatasi produksi film, sehingga mempunyai banyak kekurangannya, seperti dari segi audio dimana Monty sepertinya hanya mampu memakai jasa tenaga penata suara kelas amatiran, yang mengakibatkan kualitas audio di film ini terasa buruk sekali dibeberapa bagian.

'Pocong 3' beruntung didukung oleh pendatang baru yang berbakat seperti Francine Roosenda. Ia dengan kapabilitas yang sangat lumayan, mampu untuk menghidupkan karakter Putri. Elmayana Sabrenia rasanya cukup tipikal dengan peran juteknya, namun terasa pas. Begitu juga dengan Darius. Hanya saja Gery Iskak yang rasanya act like he came out from nowhere. Penampilan aktris baheula Rina Hassim menambah kesan creepy dari film.

Sebenarnya Monty tidak jelek-jelek sekali dalam menggarap film ini, hanya saja ia kurang jelas dalam membatasi paradigma horor yang diinginkannya. Penggunaan warna-warna terang juga sangat membantu dalam membangun mood film, untuk membedakan dengan film sebelumnya yang memakai tone pucat atau gelap dalam film horor lainnya. Hanya saja kemudian sangat disayangkan jika film malah terasa clueless.

======================================
This is a dungeon of delightful:
======================================

GET MARRIED: My Review

From: Haris <shookysonic>
Date: 23 Oct 2007 18:15

Setelah 'Kamulah Satu-Satunya' (2007), Hanung Bramantyo kembali bermain di ranah komedi satir. Hanya saja kali ini ia bekerja sama dengan penulis skenario yang memang handal di ranah tersebut, Musfar Yassin ( Kiamat Sudah Dekat, Ketika, Nagabonar Jadi 2). Hasilnya, jadilah 'Get Married' sebuah komedi ringan tapi tetap berisi sekaligus menghibur.

Seorang perempuan bernama Mae (Nirina Zubir, Kamulah Satu-satunya) berteman sedari kecil dengan tiga laki-laki, Beni (Ringgo Agus Rahman, Maaf, Saya Menghamili Istri Anda), Eman (Aming, Berbagi Suami) dan Guntoro (Desta, I Love You Om ), sehingga ketika besar pun berperangai seperti laki-laki yang dianggap menyusahkan oleh keduaorangtuanya (Jaja Miharja dan Meriam Bellina). Untuk meringkankan 'beban keluarga', Mae pun dijodohkan dengan banyak laki-laki. Sayangnya semua laki-laki tersebut ditolak oleh Mae dan dihajar oleh teman-teman karibnya tersebut agar tidak mengusik Mae lagi.

Namun, kemudian hati Mae tertambat oleh Rendy (Richard Kevin, Cinta Pertama), laki-laki ganteng yang anak orang kaya. Sepertinya Rendy pun tertarik pada Mae. Sayangnya sebuah kesalahan membuat ketiga teman Mae mengira Rendy termasuk laki-laki yang tidak diinginkan sehingga 'menghajar' Rendy hingga babak belur. Karena ibu Mae sakit, maka Mae memaksa salah seorang dari ketiga sohibnya untuk menikahi dirinya! Akhirnya Beni yang terpilih. Saat Mae dan Beni mau melaksanakan akad nikah mereka, datanglah rombongan pemuda kompleks tempat Rendy tinggal untuk membalas dendam. Maka, terjadilah tawuran antara kaum elit dengan kaum pinggiran dengan kepentingan yang tidak jelas lagi.

Terus terang, menyaksikan 'Get Married' seakan menyaksikan kembali kehidupan nyata orang-orang yang ada disekitar kita, karena pendekatan yang diusahakan realitis oleh Hanung ini. Berbagai sindiran-sindiran bernada kritik sosial dalam dialog dan pengadegananya terasa sangat mengena pada sasarannya. Dengan balutan komedi, kita menjadi mampu untuk menertawakan diri sendiri. Bukankah ini merupakan tujuan dari komedi satir?

Hanya saja, komedi satir dengan pendekatan realis ini menjelang paruh akhir malah kemudian cenderung terasa absurd dengan banyaknya adegan slapstik ala komedi trio Warkop di era 80-an dahulu. Terutama pada adegan tawuran yang terasa sangat komikal. Belum lagi kenyataan jika rasanya warga kompleks perumahan elit tidak mempunyai rasa "solidaritas sosial" seperti yang tergambar dalam film ini.

Nirina, Ringgo, Aming dan Desta tampil dengan lepas sehingga terasa alami. Richard Kevin sendiri bermain dengan baik. Terbukti yang telah saya sebutkan saat memberi review 'Cinta Pertama' bahwa Richard hanya butuh arahan dari sutradara yang baik untuk mengeluarkan kemampuan aktingnya. Meriam Bellina dan Ira Wibowo sebagai aktris senior tentu saja tidak diragukan lagi aktingnya. Akan tetapi scene stealer jelas adalah aktor komedi kampiun Jaja Miharja, setelah penapilan cameo-nya di 'Nagabonar JJadi 2' (2007) kemarin.

Terlepas dari segala kelemahannya, 'Get Married' adalah sebuah komedi cerdas yang berhasil. Ia mampu menjalakan misinya sebagai film dengan unsur hiburan sekaligus membawa sesuatu yang bisa diambil oleh para penontonnya. Direkomendasikan!

======================================
This is a dungeon of delightful:
======================================

FREE SCREENING SCREAMFEST INDO 2007


  Festival film horror/thriller/fantasy/sci-fi/anime yang pertama di Indonesia, dan South East Asia.

Menampilkan lebih dari 25 film dari berbagai negara

 

KURSUS KILAT HORROR sebelum SCREAMFEST mulai!

FREE SCREENING HORROR CLASSICS di SUBTITLES DVD.

LIMITED SEATS. FIRST COME FIRST SERVE.

Venue: SUBTITLES DVD, Dharmawangsa Square City Walk, Basement Floor #29-30, Jakarta

More info on films, click www.screamfestindo.com

 

Date

Time

Film

Saturday, 10 November 2007

15.00

In A Glass Cage

 

17.00

The Winged Serpent

Sunday, 11 November 2007

15.00

Primitif (Primitives)

 

17.00

Pengabdi Setan (Satan's Slave)

Saturday, 17 November 2007

15.00

The Beyond

 

17.00

Society

Sunday, 18 November 2007

15.00

Tromeo & Juliet

 

17.00

Driller Killer

Saturday, 24November 2007

15.00

Videodrome

 

17.00

Tetsuo, The Iron Man

Sunday, 25 November 2007

15.00

Dead Alive

 

17.00

Texas Chainsaw Massacre

 


South to South film Festival 2007

SOUTH TO SOUTH FILM FESTIVAL 2008

Dulunya, Indonesia dijuluki megabiodiversity, tapi sejak dekade lalu
berubah. Negeri kepulauan ini mengalami tingkat laju kepunahan flora dan
fauna tertinggi di dunia. Hal itu terjadi akibat degradasi hutan,
konversi lahan tak terkendali, eksploitasi sumber daya alam masiv di
daerah hulu yang menurunkan daya dukung lingkungan.

Mengapa South to South (StoS)?

StoS berarti selatan ke selatan. Festival ini bertutur visual tentang
eksploitasi SDA di negara-negara selatan, umumnya negara dunia ketiga
kaya sumber daya alam, yang mendapatkan manfaat sedikit dari kekayan
alamnya.

Potret kelompok-kelompok tergusur dan penghancuran masiv kawasan hulu
tersebut sangat jarang bahkan tak pernah sampai ke ruang-ruang publik
dikota. Cerita itu bersaing dengan promosi pebisnis dan pemerintah untuk
terus menerus mengeksploitasi sumber daya alam kita.

Sementara itu, kota menjadi tujuan migrasi kelompok-kelompok tergusur
dan akumulasi penduduk menengah ke atas yang menyumbang tinggi gaya
hidup konsumtif, yang tak mampu memproduksi kebutuhannya sendiri, baik
pangan, air dan energi. Keberlanjutan mereka, bergantung kawasan hulu.

StoS akan menjembatani cerita dari negara selatan ke selatan lainnya
dan membawa cerita dari hulu ke kota, agar solidaritas perjuangan
terbangun antara mereka.

Film-film yang diputar pada StoS kedua ini akan mengambil tema "Vote for
life" atau memilih untuk memperjuangkan kehidupan. Film ini akan
bercerita isu lingkungan yang menentukan kehidupan manusia sehingga
layak dikampanyekan, juga potret penduduk lokal yang memilih berjuang
yang bertahan dan memperjuangkan kehidupannya, hingga
kemenangan-kemenangan yang mereka raih saat berjuang.

Film yang dipilih diharapkan bisa membuat penonton memahami isu seputar
lingkungan, perjuangan penduduk lokal dan keberhasilananya. Penonton
akan terbuai cerita, bukan tidak mungkin kemudian memilih ikut berjuang
melindungi lingkungannya sendiri.

Ada dua jenis film yang akan diputar, yaitu film pendek dan film
panjang. Pemutaran film panjang akan diikuti dengan diskusi, yang akan
mengajak mengetahui lebih lanjut seluk beluk dan kondisi yang dipaparkan
dalam film yang baru ditonton. Untuk film pendek, tersedia "pojok lamin"
– ruang putar khusus, penonton bebas memilih film yang ingin ia tonton.

Panitia StoS memberikan kesempatan individu ataupun institusi untuk
berpartisipasi dengan mengirim film anda untuk diputar pada South to
South Film Festival 2008, yang penyelenggaraannya diundur menjadi
tanggal 25-27 Januari 2008 di Goethe Haus Jl. Sam Ratulangi Jakarta.

Kami mengundang anda untuk mengirimkan karya anda yang memenuhi kriteria
berikut:
  1. Kesesuaian film dengan tema
  2. Film panjang berdurasi 31-100 menit, sementara film pendek durasinya 5-30 menit
  3. Tidak mengandung unsur SARA & pornografi
  4. Format: DVD Video / VCD PAL / VHS / MiniDV PAL
  5. Jika film berbahasa asing, setidaknya minimal mempunyai subtitle bahasa inggris.
  6. Segala materi dalam film tak melanggar hak cipta dan segala materi isinya dapat dipertanggungjawabkan.
Film yang akan diputar selama StoS akan dicantumkan untuk kepentingan
publikasi dan kepentingan non-komersil lainnya.
Waktu pengumpulan film DIPERPANJANG sampai tanggal
23 November 2007
.

Dan film yang masuk akan diumumkan pada tanggal 30 November 2007.
Mohon sertakan data anda atau kirimkan email ke southtosouth2007@gmail.com
<mailto:southtosouth2007@gmail.com> untuk mendapatkan formulir
pengumpulan film. Kirim dalam amplop tertutup copy film anda beserta
data dengan tulisan dipojok kiri atas SOUTH TO SOUTH FILM FESTIVAL 2008
ke alamat berikut:

JATAM (up. Voni Novita)
Jl. Mampang Prapatan II no 30
Jakarta Selatan 12790

Film yang masuk akan diseleksi oleh panitia untuk diputar pada South to
South Film Festival kedua pada tanggal 25-27 Januari 2008. Untuk
keterangan lebih lanjut bisa menghubungi:
Melly (0815 7469 7006),
Duy (021 9372 3656),
atau email:
southtosouth2007@gmail.com <mailto: southtosouth2007@gmail.com >.

Acara ini diselenggarakan oleh : JATAM, FWI, Gekko Studio, WALHI dan
Ecosister

Thank You from JiFFest Script Development Competition 2007

Submission for JiFFest Script Development Competition 2007 ends , October 10, 2007.

We have received hundreds of feature, short fiction and documentary scripts from all over Indonesia.

And we couldn't do this without all of you, so THANK YOU for making the competition and the workshop running, THANK YOU for keeping the Indonesian film scene vibrant and exciting, and THANK YOU for your support!

We will announce the selected participants during JiFFest Press Conference on November 22, 2007.

In the meantime, stay tuned to JiFFest website at http://www.jiffest.org/ for more information on the upcoming JiFFest!

Again, THANK YOU and have a great holiday!

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pendaftaran untuk Kompetisi Pengembangan Naskah JiFFest 2007 berakhir 10 Oktober 2007.

Kami sudah menerima ratusan naskah feature, film pendek dan dokumenter dari seluruh Indonesia.

Dan kami tidak bisa melakukannya tanpa bantuan kalian semua, jadi TERIMA KASIH telah membuat kompetisi ini berjalan, TERIMA KASIH telah membuat dunia perfilman Indonesia semakin berwarna, dan TERIMA KASIH buat dukungan kalian semua!

Kami akan mengumumkan naskah dan peserta yang terpiilih untuk mengikuti workshop pada Konferensi Pers JiFFest tanggal 22 November 2007.

Kunjungi terus situs JiFFest di http://www.jiffest.org/ untuk informasi tentang JiFFest tahun ini!

Sekali lagi, TERIMA KASIH dan selamat liburan buat semua :)


The 13th Hong Kong Independent Short Film & Video Awards

The 13th Hong Kong Independent Short Film & Video Awards is calling for entry
now!

Catch up the chance to show your talent in Hong Kong.
Any genres of shorts within 30mins long are welcomed.

Whatfs more?

Grand prize will get HKD10, 000 and 10 Finalists will be invited to come to
Hong Kong for the screenings and prize presentation ceremony.

Contact Person: Mickey Choi
Email: mchoi@...
Tel: 852) 2824 5328

Online application is available now. Let's check: www.ifva.com
Deadline: 9 Nov 2007

If there are any enquiries, please feel free to contact me.

Best Regards,

Mickey Choi
ifva

Europe On Screen 2007 in 4 days...


European Film Festival "Europe On Screen"

26 October > 2 November 2007

 

@ CCF Salemba, Erasmus Huis, GoetheHaus, Istituto Italiano di Cultura

 

 

Please visit our website

http://www.uni-eropa.org/film/

 

merci | thanks | danke | grazie | obrigado | dank | gracias | kiitos | köszönöm | tak | takk | tack |

 dzieki | padeka | multumiri | pakklaeti | kiitos | podevkovani | diky | multumesc | eucarotw