Kamis, 25 Oktober 2007

KUNTILANAK 2: My Review

From: Haris <shookysonic>
Date: 23 Oct 2007 18:13

Dibuka dengan sekelompok anak kecil, tiga orang tepatnya, bermain petak umpet di sebuah rumah besar yang kosong, yang jika sudah pernah menyaksikan 'Kuntilanak' (2006) pastilah tahu jika rumah tersebut merupakan setting utama dalam film tersebut. Adegan pembuka tersebut terasa sangat mendebarkan dan seakan ingin mengindikasikan jika film ini bukanlah untuk anak-anak. Hal ini dibuktikan saat cerita dalam 'Kuntilanak 2' dipoles oleh Ve Handojo sebagai penulis cerita dengan lebih twisted dalam eksplorasi narasinya.

Dikisahkan Samantha (Julie Estelle), pindah tempat kost yang baru, dimana sanak perempuan pemilik kost dapat melihat hal-hal ghaib. Sedangkan Agung (Evan Sanders) mengalami trauma berat akibat pernah diculik oleh Kuntilanak, namun disisi lain ia sangat mengkhuatirkan nasib Samantha. Ditempat lain, sekte sesat Mangkujiwo, pimpinan Madeng (Piet Pagau), tengah mehgalami krisis, karena anggota mereka yang bisa men-dhurmo memanggil kuntilanak, Sri Sukma (Alice Iskak) telah tewas ditangan Samantha. Akhirnya mereka memutuskan untuk menjadikan Samantha sebagai anggota baru mereka agar eksistensi kelompok mereka tetap bisa berlangsung. Selanjutnya, film berkisah tentang lika-liku antara karakter-karakter tersebut, dan sang Kuntilanak yang sesekali muncul menunjukkan rupanya!

Dibandingkan dengan film sebelumnya, maka di sekuel Kuntilanak ini, Rizal Mantovani sebagai sutradara, tampak lebih matang dalam menggarapnya. Didukung oleh cerita yang lebih kompleks tadi, maka 'Kuntilanak 2' bisa dikatakan lebih baik. Penampakan Kuntilanaknya juga terlihat menyeramkan dengan sedikit perombakan dalam, bentuk fisik. Secara teknis, Rizal juga terlihat lebih matang, sehingga film terlibat 'cantik' dengan cerita yang lebih menarik.

Hanya saja kemudian ada beberapa hal yang mengganggu. Rizal Mantovani mungkin saja ahli dalam merangkai visual yang menarik, namun dari segi penyampaian cerita, tampaknya ia masih harus belajar lagi. Cerita rasanya berjalan monoton dan sedikit menjemukan, karena terlalu menekankan pada sekte Mangkujiwo, sedangkan sisi lain dari cerita kurang tergali karena ditampilkan seadanya.

Plot-twistnya terasa kurang greget dan Kuntilanaknya malah terasa sebagai karakter tempelan. Mungkin saja, sebagai bagian tengah dari sebuah trilogi yang disiapkan oleh Rizal dan Ve Handojo, 'Kuntilanak 2' lebih menekankan pada eksplorasi karakter, namun bukankah sebaiknya progresi cerita berjalan dengan lebih proporsional dengan kekuatan film itu sendiri, dimana untuk kasus ini adalah sang Kuntilanak!

Julie Estelle sendiri aktingnya memang lebih baik dari prekuelnya, namun kok terasa kurang berkembang. Berbeda dengan akting gemilangnya di 'Selamanya' (2007). Evan Sanders, walau memang tampil lebih baik, akan tetapi tetap harus belajar keras untuk berakting-yang-baik-dan-benar. Justru penampilan bintang senior Bella Esperance, sebagai salah satu anggota sekte, tampil memukau sebagai orang sakit jiwa! Entah kenapa Bella akhir-akhir ini malah tampil dalam banyak film horror setelah 'Bangku Kosong' (2006) dan 'Lantai 13' (2007). Ohya, ada penampilan khusus dari aktris lawas yang mengejutkan di akhir cerita. Jelas, merupakan jembatan untuk sekuel berikutnya.

Jadi, bagi yang sudah menonton dan menyukai 'Kuntilanak', jelas film ini wajib tonton. Bagi yang belum atau bukan penggemar film yang pertama, mungkin dilewatkan saja.

======================================
This is a dungeon of delightful:
======================================

Tidak ada komentar: