Kamis, 25 Oktober 2007

South to South film Festival 2007

SOUTH TO SOUTH FILM FESTIVAL 2008

Dulunya, Indonesia dijuluki megabiodiversity, tapi sejak dekade lalu
berubah. Negeri kepulauan ini mengalami tingkat laju kepunahan flora dan
fauna tertinggi di dunia. Hal itu terjadi akibat degradasi hutan,
konversi lahan tak terkendali, eksploitasi sumber daya alam masiv di
daerah hulu yang menurunkan daya dukung lingkungan.

Mengapa South to South (StoS)?

StoS berarti selatan ke selatan. Festival ini bertutur visual tentang
eksploitasi SDA di negara-negara selatan, umumnya negara dunia ketiga
kaya sumber daya alam, yang mendapatkan manfaat sedikit dari kekayan
alamnya.

Potret kelompok-kelompok tergusur dan penghancuran masiv kawasan hulu
tersebut sangat jarang bahkan tak pernah sampai ke ruang-ruang publik
dikota. Cerita itu bersaing dengan promosi pebisnis dan pemerintah untuk
terus menerus mengeksploitasi sumber daya alam kita.

Sementara itu, kota menjadi tujuan migrasi kelompok-kelompok tergusur
dan akumulasi penduduk menengah ke atas yang menyumbang tinggi gaya
hidup konsumtif, yang tak mampu memproduksi kebutuhannya sendiri, baik
pangan, air dan energi. Keberlanjutan mereka, bergantung kawasan hulu.

StoS akan menjembatani cerita dari negara selatan ke selatan lainnya
dan membawa cerita dari hulu ke kota, agar solidaritas perjuangan
terbangun antara mereka.

Film-film yang diputar pada StoS kedua ini akan mengambil tema "Vote for
life" atau memilih untuk memperjuangkan kehidupan. Film ini akan
bercerita isu lingkungan yang menentukan kehidupan manusia sehingga
layak dikampanyekan, juga potret penduduk lokal yang memilih berjuang
yang bertahan dan memperjuangkan kehidupannya, hingga
kemenangan-kemenangan yang mereka raih saat berjuang.

Film yang dipilih diharapkan bisa membuat penonton memahami isu seputar
lingkungan, perjuangan penduduk lokal dan keberhasilananya. Penonton
akan terbuai cerita, bukan tidak mungkin kemudian memilih ikut berjuang
melindungi lingkungannya sendiri.

Ada dua jenis film yang akan diputar, yaitu film pendek dan film
panjang. Pemutaran film panjang akan diikuti dengan diskusi, yang akan
mengajak mengetahui lebih lanjut seluk beluk dan kondisi yang dipaparkan
dalam film yang baru ditonton. Untuk film pendek, tersedia "pojok lamin"
– ruang putar khusus, penonton bebas memilih film yang ingin ia tonton.

Panitia StoS memberikan kesempatan individu ataupun institusi untuk
berpartisipasi dengan mengirim film anda untuk diputar pada South to
South Film Festival 2008, yang penyelenggaraannya diundur menjadi
tanggal 25-27 Januari 2008 di Goethe Haus Jl. Sam Ratulangi Jakarta.

Kami mengundang anda untuk mengirimkan karya anda yang memenuhi kriteria
berikut:
  1. Kesesuaian film dengan tema
  2. Film panjang berdurasi 31-100 menit, sementara film pendek durasinya 5-30 menit
  3. Tidak mengandung unsur SARA & pornografi
  4. Format: DVD Video / VCD PAL / VHS / MiniDV PAL
  5. Jika film berbahasa asing, setidaknya minimal mempunyai subtitle bahasa inggris.
  6. Segala materi dalam film tak melanggar hak cipta dan segala materi isinya dapat dipertanggungjawabkan.
Film yang akan diputar selama StoS akan dicantumkan untuk kepentingan
publikasi dan kepentingan non-komersil lainnya.
Waktu pengumpulan film DIPERPANJANG sampai tanggal
23 November 2007
.

Dan film yang masuk akan diumumkan pada tanggal 30 November 2007.
Mohon sertakan data anda atau kirimkan email ke southtosouth2007@gmail.com
<mailto:southtosouth2007@gmail.com> untuk mendapatkan formulir
pengumpulan film. Kirim dalam amplop tertutup copy film anda beserta
data dengan tulisan dipojok kiri atas SOUTH TO SOUTH FILM FESTIVAL 2008
ke alamat berikut:

JATAM (up. Voni Novita)
Jl. Mampang Prapatan II no 30
Jakarta Selatan 12790

Film yang masuk akan diseleksi oleh panitia untuk diputar pada South to
South Film Festival kedua pada tanggal 25-27 Januari 2008. Untuk
keterangan lebih lanjut bisa menghubungi:
Melly (0815 7469 7006),
Duy (021 9372 3656),
atau email:
southtosouth2007@gmail.com <mailto: southtosouth2007@gmail.com >.

Acara ini diselenggarakan oleh : JATAM, FWI, Gekko Studio, WALHI dan
Ecosister

Tidak ada komentar: